Kesimpulan berita online
Regional Aliran Sungai Ditutupi Sampah, Warga Serang "Ngadu" ke Bupati hingga Wapres
Warga Kampung Kebalikan, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, mengeluhkan tumpukan sampah yang menutupi aliran Sungai Lontar. Sampah rumah tangga yang sudah belasan tahun dibiarkan menimbulkan pendangkalan dan memicu banjir. Tak hanya dampak lingkungan, sampah yang menutupi sungai sejauh sekitar 500 meter itu juga menimbulkan berbagai penyakit, seperti demam berdarah dangue, gatal-gatal dan lainnya. Ketua RT 013 Desa Lontar, Jenab mengatakan, permasalahan sampah tersebut sudah beberapa kali diajukan kepada pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten. Baca juga: Sungai di Serang Banten Dipenuhi Sampah Plastik, Air Tak Lagi Mengalir Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Bahkan, bantuan untuk membersihkan sampah telah dilaporkan dan diketahui oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Rayuan Jaga Sungai dari Media Sosial Artikel Kompas.id "Pak Ma'ruf Amin sering ke sini (tahu ada tumpukan sampah), karena sering main ke pantai. Bupati juga udah tahu," kata Jenab di rumahnya, Selasa (16/7/2024). Meski telah diketahui oleh Wapres, persoalan sampah di Sungai Lontar tetap dibiarkan menumpuk. "Udah lama (Maruf Amin tahu) ke sini berapa kali. Soalnya kan pas pulang ke Tanara (Rumah Ma'ruf Amin) dia mah selalu mampir ke sini, ke pantai mau senam pagi katanya," ujar Jenab. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Camat Tirtayasa, Yayat Wahyu Hidayat membenarkan bahwa permasalahan sampah di Sungai Lontar sudah sampai ke telinga Maruf Amin. Baca juga: Tumpukan Sampah di Serang, Sumber Penyakit untuk Warga Bahkan, Pemkab Serang telah mengajukan proposal untuk melakukan normalisasi Sungai Lontar yang dipenuhi sampah. Proposal itu, kata Wahyu, telah diterima Maruf Amin saat berkunjung ke Desa Lontar beberapa tahun lalu. "Saat ada kunjungan Pak Ma'ruf Amin ke Lontar saya malam-malam langsung membuat proposal." "Saya juga sudah langsung ngomong ke Pak Wapres dan Pak Wakil manggil sekretarisnya, katanya tolong dicatat," ujar dia. Wahyu mengatakan, sebelum meminta bantuan kepada Wapres, pihak desa telah mengajukan anggaran ke Pemkab Serang untuk menuntaskan persoalan sampah tersebut. Namun, Pemkab Serang hingga Pemprov Banten tidak sanggup dengan alasan anggaran tidak ada atau minim. "Sehingga kita usulkan ke pusat, ke Kementerian," kata Wahyu.
Kesimpulan dan karakteristik :
Berita ini memberitakan permasalahan penumpukan sampah di Sungai Lontar yang sudah berlangsung lama di Desa Lontar, Kecamatan Tirthayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Warga yang mengadukan permasalahan tersebut ke berbagai tingkat pemerintahan, termasuk Wakil Presiden Marouf Amin, masih belum mendapatkan penyelesaian.
Penumpukan sampah inilah yang menyebabkan sungai menjadi dangkal, banjir, dan berbagai penyakit.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meminta bantuan dan mengajukan proposal untuk menormalkan aliran sungai, namun karena keterbatasan anggaran, permasalahan ini belum ditangani di tingkat daerah.
Masalah Lingkungan dan Kesehatan : Berfokus pada masalah lingkungan yang disebabkan oleh tumpukan sampah dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Demam berdarah dan penyakit kulit.
Keluhan warga dan tanggapan pemerintah: Laporan pengaduan warga dan tanggapan pemerintah di berbagai tingkatan, mulai dari pemerintah desa hingga wakil presiden.
Anggaran: Menjelaskan kendala birokrasi dan keterbatasan anggaran dalam menangani permasalahan sampah, sehingga warga harus menyampaikan pengaduan ke tingkat pusat.
Upaya : Menyebutkan upaya yang dilakukan hingga saat ini, termasuk pengajuan usulan normalisasi arus dan konsultasi langsung dengan Wakil Presiden Marouf Amin.
Pernyataan masyarakat: Berisi kutipan langsung dari pengurus RT dan camat, menguraikan upaya dan kendala yang dihadapi.
Berita Terkait : Mengarahkan pembaca ke artikel berita terkait dengan topik yang sama, memberikan konteks yang lebih luas mengenai isu sampah lokal.